Sabtu, 28 Desember 2013

Ketika Cinta Bertepuk sebelah tangan..

Ketika Cinta Bertepuk sebelah tangan..

Pernahkah kamu berharap pada seorang mahluk,

Kamu berharap kebaikannya,

Kamu berharap kehadirannya,

Kamu berharap perhatiannya,

Bahkan kamu berharap kasih sayangnya,

Tapi..

Seringkah engkau dikecewakannya?

Seringkah engkau menangis karenanya?

Seringkah engkau merasa disakiti olehnya?


Lalu…

Pantaskah kamu masih berharap padanya?

Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu

Adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?

Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik?

Apakah dengan tangismu, dia akan hadir?

Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?

Mungkin jawabannya TIDAK

Jadi…

Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi?

Bukankah ini saatnya untuk kamu berpaling?

Bukankah ini saatnya untuk kamu menjauh?

Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu…

Berpalinglah untuk tetesan airmata itu

Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu..

Sulitkah itu bagimu?

Jika “YA”,

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu..

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mempedulikanmu..

Pikirkanlah betapa dia bahkan tak sempat memikirkanmu..

Tanpa kamu sadari…

Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu

Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan

Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu pikir dia peduli

Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak…

Ya… semua yg sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia…

Yg sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan..

Untuk apa?

Untuk sesuatu yang KOSONG,

Untuk sesuatu yang tak pernah dia pikirkan

Untuk sesuatu yang bukan apa-apa untuknya

Untuk sesuatu yang DIA TIDAK TAHU

Atau sesuatu yang dia TAK AKAN PEDULI

Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang…

Kamu akan kecewa, menagis dan sakit hati lagi…


Tidakkah semua itu CUKUP?

Saatnya kamu melangkah Nak…

Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai

Jangan bertahan untuk harapan yg tak pernah ada…

Jangan menunggu hembus angin yang lalu…

Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk

Selagi kamu bisa berdiri…

Selagi airmatamu belum habis

Selagi hatimu belum bernanah..

Biarlah sakitnya terasa hari ini..

Esok luka itu akan mengering

Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu

Tapi dia tak lagi menghancurkanmu

Bahkan ketika kamu pergi

Dia tak akan menangisimu

Mungkin dia tak menyadarinya

Karena kamu bukan yang diharapkannya

Kamu bukan yang dipirkannya

Kamu bukanlah apa-apa baginya

Jangan pernah menoleh lagi untuknya

Jika hari ini kamu sadar siapa dia

Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi

Dia akan menjadi orang yang sama

Yang tak pernah mempedulikanmu

Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum

Yang akan menumpahkan air matamu,

Menggoreskan rasa kecewa,

Dan mengguratkan luka dihatimu….

Maka…. PERGILAH Nak, PERGILAH…

Biarkan hari ini adalah akhir kecewa kamu

Biarkanlah airmata itu menetes sederasnya

Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam dalam

Tapi itu yang TERAKHIR untuknya….

Itu yang TERAKHIR…


Ingat...

Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini..

Bukalah hatimu,

Diluar sana masih banyak yang membutuhkanmu..

Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerima cintamu..

Yang lebih menghargai cintamu..

ISTRI NABI YA`QUB, TELADAN INDAH DALAM KESETIAAN

ISTRI NABI YA`QUB, TELADAN INDAH DALAM KESETIAAN




Di kehidupan istri2 para Nabi, kita bertemu salah seorang istri yg mempunyai pengaruh positif dlm kemuliaan dan panutan ideal bagi wanita2 lain dlm keutamaan bersabar, iman dan menyerahkan diri kpd Allah Ta`ala.
Istri agung tsb adalah istri cucu nabi Ibrahim alaihis salam, suaminya adalah nabi mulia Ya`qub bin Ishaq bin Ibrahim alaihimus salam. adapun istri Ya`qub yg sejarah hidupnya bisa kita jadikan parfum bagi telinga ialah rahil binti Laban, putri paman nabi Ya`qub dari jalur ibu. Rahil adlh ibu orang mulia, yaitu nabi Yusuf as.
Dlm sejarah hidup Rahil istri Ya`qub, terdapat hiburan bagi telinga, pendidikan bagi jiwa, teladan bagi wanita2 beriman, teman bagi wanita2 ahli ibadah, dan sahabat bagi wanita2 sabar.

Patut disebutkan disini bahwa Ya`qub mempunyai 12 anak dari 4 istri dengan rincian sebagai berikut :
1. Istri Pertamanya adalah Laya, darinya beluai dikaruniai 6 anak, Rubil, Syam`un, Lawai, Yahuda, Ibsyakir, dan Zabilun
2. Dari istrinya Rahil, Ya`qub dikaruniai 2 anak, Yusuf dan Bunyamin
3. Balha, budak Rahil, Ya`qub dikaruniai 2 anak yaitu Dan dan Nuftali
4. Dari Zulfa, budak Laya, Ya`qub mendapatkan 2 anak, yaitu Jad dan Asyir

Sumber2 yg ada mengatakan bahwa Rahil tidak hamil pada awal2 pernikahan dengan Ya`qub, dan kehamilannya terlambat hingga beberapa waktu. ketika itulah ia berinisiatif menghibahkan budak wanitanya yang bernama Balha kepada suaminya (Ya`qub). dan ketika ia melihat istri2 Ya`qub yg lainnya Laya, Zulfa, dan Balha melahirkan anak2 untuk Ya`qub sedang dirinya tidak hamil, ia menghadap kpd Allah Ta`ala dengan seluruh jiwa raganya dan berdo`a kepadaNya agar Dia memberi anak suci dari Ya`qub alaihis salam.
Allah Ta`ala mengabulkan do`a Rahil, memenuhi seruannya, menyayangi kelemahannya dan memuliakannya. kemudian Rahil hamil dari nabi Ya`qub dan melahirkan anak agung, terhormat, tampan, ikhlas, yang bernama Yusuf. dan Yusuf adalah anak Ya`qub dari Rahil yg paling mirip dengan neneknya, Sarah, yg tiada lain adalah istri nabi Ibrahim alaihis salam.
Rahil menetap hampir 20 tahun di daerah Irak bersama suaminya, ia beriman kepada Allah Azza wa Jalla dan beribadah kepadaNya bersama suaminya, ia membenci patung yang ketika itu beredar luas di tempat tinggalnya, jika sanggup, ia ingin menghancurkan patung yang menyesatkan sebagian besar manusia, menyeret mereka ke jalan kesesatan dan menjauhkan mereka dari jalan petunjuk.
Allah Azza wa Jalla mewahyukan kepada Ya`qub agar beliau kembali ke negri ayah dan kaumnya di Baitul Makdis dan meninggalkan Harran di irak.
Ya`qub membisikan wahyu yg beliau terima kepada istri dan anak2nya. dan orang yg pertama kali merespon wahyu tersebut adalah Rahil. kemudian Ya`qub berangkat membawa keluarganya pergi ke tempat tinggal ayahnya. disisi lain, sebelum berangkat, Rahil mengambil patung2 milik ayahnya untuk dibuang ditempat jauh atau di salah satu sungai, dan tidak ada seorang pun yg mengetahui perbuatan Rahil tersebut.

Barangkali Rahil adalah salah satu seorang istri para nabi yang sikap2nya nan harum di medan kebaikan dicatat oleh sejarah, karena ia wanita terbaik dalam semua moment, contoh istri yg setia, contoh ibu yg penyayang, contoh wanita ahli ibadah, bersyukur, sabar, dan beriman.
kelihatannya reputasi Rahil tdk lepas dari reputasi anaknya, Yusuf alaihis salam, sbb keberhasilan dan kesolehan seorang anak itu sangatlah bergantung besar terhadap ibunya, jika ibunya baik dlm mendidiknya maka sudah barang tentu anak2nya akan berhasil dikemudian harinya, dan begitu pula sebaliknya.

Rahil menjalani sisa2 hidupnya bersama suaminya (Ya`qub) dan anaknya (Yusuf) hingga menghembuskan nafas terakhir dengan ridha dan di ridhai.

semoga Allah merahmati mereka semua, dan semoga kita bisa mencontoh dan menteladani mereka...


Senin, 23 Desember 2013

Wanita Solehah, Wanita Sejati


Wanita Solehah, Wanita Sejati

Wanita solehah itu aurat dijaga,
Pergaulan dipagari,
Sifat malu pengikat diri,
Seindah hiasan di dunia ini.
Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah.” (HR Muslim)
Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Dan sebaik-baik wanita ialah mereka yang boleh mengembirakan engkau apabila kamu melihatnya, dan yang mentaati kamu apabila kamu menyuruhnya, dan dia memelihara maruah dirinya dan harta engkau ketika ketiadaanmu.” (HR Nasa’i, Baihaqi, Ahmad dan al-Hakim)
“Wanita solehah itu lebih baik dari bidadari syurga. Dan isteri solehah itu akan menjadi ketua bagi bidadari bidadari syurga. kamu mahu menjadi solehah?” soal ustazah sewaktu minggu orentasi. Sewaktu saya mula menjejak kaki ke halaman maahad yang permai.
“Nak..!!”  jawab kami.
alt
Ustazah tersenyum.
“Kalau macam tu, usahalah jaga akhlak kamu. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda, “Apabila seorang wanita menjaga solat lima waktu, berpuasa sebulan di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan taat kepada suaminya, maka ketika berada di akhirat dikatakan kepadanya : Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu suka.” (HR Ahmad)
“InsyaAllah ustazah..!”
Kini saya dah dewasa. Bukan lagi murid tingkatan satu dahulu. Mungkin cita-cita untuk menjadi seorang doktor tak kesampaian. Namun cita-cita sebagai seorang wanita solehah tetap hidup dalam diri. Kalau dulu saya hanya mengangguk kalau ada yang berpesan
“Nanti kamu jadi anak yang solehah ya. Yang sentiasa mendoakan kedua ibu bapanya”
Solehah yang ku hadam sebagai perempuan yang baik. mudah saja. ^^
Hari ini saya melihat dunia. Dunia realiti dan sebenar. Manalah perempuan yang baik itu. Susah untuk ketemu. Saya yang rasa dan pendam sendiri. Untuk menjaga hubungan antara lelaki dan perempuan. Untuk menjaga aurat. Untuk menjaga iman dan akal hati. Kadang kadang saya menangis sendiri.
“Ya Allah susahnya mahu jadi solehah. Bertalu-talu aku diuji.”
Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23 :
“Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran?”
Ku sapu air mata. Takut kalau Allah mengunci hati. Ahh.. Itu hanya mehnah kecil. Sedangkan Sumayyah diuji imannya dengan ujian yang maha dahsyat! Kan wanita solehah itu kuat jiwanya! Teguh azamnya!
“Seorang muslimah sejati bukan dilihat dari kecantikan dan keayuan wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang amat kecil, tetapi muslimah sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. Itulah yang terbaik.”
Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak mana kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu.
Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujah kebenaran.
Ketahuilah muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya.
Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatirannya dirinyalah yang mengundang orang tergoda. Muslimah sejati bukan dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul tetapi dilihat dari sejauh mana dia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang dia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana dia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada Tuhannya, dan dia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberi.
Solehah bukan lah mudah. Namun ia bukanlah mustahil. Selagi menjaga ibadah, menjaga kehormatan dan taat kepada suami.
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Apabila mati seorang anak Adam itu maka terhentilah amalnya kecuali 3 perkara :- Sedekah yang berjalan terus (sedekah amal jariah), ilmu yang berguna dan terus diamalkan dan anak soleh yang mendoakannya.”

kata mutiara selamat hari ibu 2013

 kata mutiara selamat hari ibu 2013

Di bawah ini adalah kata kata ucapan selamat hari ibu 22 Desember 2013 yang bisa anda sharing lalu di sampaikan kepada bunda tercinta. Berikut adalah kata ucapan selamat hari ibu 2013:

Ibu, ….
Engkaulah pelita hidupku
Bertahun-tahun telah merawat dan mengasuhku
Tiada mengenal lelah dan waktu
Semua tercurah hanya untukku

Waktu terus berpacu
Namun sosokmu terus kuingat selalu
Ibu,…
Dalam kidung doaku,
Mengharap ibu senantiasa bersamaku

Sekian lama Bunda setia mengasuh
Sekian lama pula daku tiada mengerti membalas budi
Maafkan daku yang terlena dengan penghargaanmu
Terlelap dengan durhaka dan dosa padamu…
Kini hanya sujud ampunmu yang menghapus sesal tobat ini

Tahukah Mama…
Dikaulah benteng perisai hidup anakmu
Sembilan bulan berjuang mengandung
Menahan derita, sakit serta seribu perjuangan lainnya
Betapa sarat perjuangan dalam langkahmu
Meskipun begitu masih ada seulas senyum
Terbingkai manis di wajah bijakmu,
Mama….
Sejatinya engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa itu
Tanpa kasih sayang dan rasa sabarmu, mungkin aku takkan mengenal
Apa itu arti cinta penuh sejati
Terimakasih ya Mama

Bunda pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih
atas semua hal besar yang sudah bunda lakukan pada saya
saya selalu berdoa agar bunda di berikan umur panjang dan sehat selalu
bahagia

Ibu, kau telah melihat aku tertawa
Kau juga pernah melihat aku menangis
Dan kau selalu ada di sana bersamaku
Aku mungkin tidak selalu mengatakan hal ini
Tapi terima kasih untuk segalanya dan aku mencintaimu
Selamat Hari Ibu.

Keajaiban dalam hidup, adalah terlahir dari rahimmu.
Seorang wanita yang telah memberi kami cinta dan pengorbanan.
Selamat Hari Ibu!

kata ucapan selamat hari ibu

Senin, 16 Desember 2013

Profile dan Biodata Pemain Flower Boy Next Door

Profile dan Biodata Pemain Flower Boy Next Door

ini dia Profile dan Biodata Pemain Flower Boy Next Door...

 

 

Flower Boy Next Door adalah Drama Korea "Flower Boy Next Door" yang Berceita tentang seroang gadis penyendiri bernama Go Dok Mi, (di Perankan Oleh Park Shin Hye) yg ketahuan Memata-Matai alias mengintip tetangga prianya Yg bernama, Enrique Keum (di Perankan Oleh Yoon Si Yoon) Karena Kejadian Memalukan Itu, Dok Mi langsung jatuh cinta Pada Pandangan pertama Terhadap Enrique dan Disini lah Awal Petualangan Cinta  Dok Mi dan Enrique di Mulai .

Go Dok Mi dikisahkan adalah Seorang  'Rapunzel Modern' yang sangat kesepian dalam menjalani hidupnya  namun dia memiliki Pesona yg Luar Biasa Sehingga Pria-Pria bisa lemas Melihatnya.

Sedangkan Enrique Keum di ceritakan adalah Seorang Sutradara Jenius, yg memiliki Wajah Tampan & Stylish Serta memiliki  jiwa seni dan otak yang
luar biasa tetapi menjalani kehidupan diluar batas yang sewajarnya (Bohemian)


Ini dia Profile dan biodata para pemain:





  • Name: 박신혜 / Park Shin Hye (Bak Sin Hye)
  • Chinese name: 朴信惠 / Pu Xin Hui
  • Profession: Actress, model, and singer
  • Birthdate: 1990-Feb-18 (age 23)
  • Birthplace: Paju, Gyeonggi, South Korea
  • Height: 163cm
  • Weight: 45kg
  • Star sign: Aquarius
  • Blood type: A
  • Family: Parents and Older Brother Park Shin Won
  • Talent agency: S.A.L.T Entertainment


as : Go Dok Mi






  • Name: 윤시윤 / Yoon Shi Yoon (Yun Si Yun)
  • Profession: Actor
  • Birthdate: 1986-Sep-26
  • Birthplace: Incheon, South Korea
  • Height: 178cm
  • Star sign: Libra
  • Talent agency: Taxi Entertainment


as :  Eunrique Geum

  • Name: 김지훈 / Kim Ji Hoon
  • Profession: Actor
  • Birthdate: 1981-May-09
  • Birthplace: Seoul, South Korea
  • Height: 178cm
  • Weight: 68kg
  • Star sign: Taurus
  • Blood type: O
  • Talent agency: HISTAR Entertainment

as : Oh Jin Rak/Oh Jae Won





  • Name: 박수진 / Park Soo Jin
  • Profession: Singer, actress, and model
  • Birthdate: 1985-Nov-27 (age 27)
  • Height: 166cm
  • Weight: 45kg
  • Star sign: Sagittarius
  • Blood Type: A

as : Cha Do Hwi


  • Name: 김윤혜 / Kim Yoon Hye
  • Previously known as: 우리 / Woo Ri
  • Profession: Actress and model
  • Birthdate: 1991-May-24
  • Height: 168cm
  • Weight: 44kg
  • Blood type: A
  • Star sign: Aries
  • Talent agency: StarFox Media

as : 



  • Name: 고경표 / Ko Kyung Pyo (Go Gyeong Pyo)
  • Profession: Actor
  • Birthdate: 1990-Jun-11
  • Height: 184cm
  • Weight: 70kg
  • Star sign: Gemini
as :



  • Name: 김정산 / Kim Jung San
  • Profession: Actor
  • Birthdate: 1987-Mar-05
  • Height: 188cm
  • Star sign: Pisces
  • Blood type: B
as : Han Tae Joon



  • Nombre: 水田航生 (みずたこうき)
  • Nombre (romaji): Mizuta Kouki
  • Profesión: Actor
  • Fecha de nacimiento: 20-Diciembre-1990
  • Lugar de nacimiento: Osaka, Japón
  • Estatura: 180 cm
  • Signo zodiacal: Sagitario
  • Tipo de sangre: O
  • Agencia: Amuse
as : Watanabe

 

Ini dia koleksi photo dari serial drama Flower Boy Next Door












Apakah Ada Pacaran Dalam Islam?


Pertanyaan:
Apakah ada pacaran di dalam ajaran Islam?
Jawab:
Ada, bahkan Islam mengajarkan pacaran yang cubit-cubitannya dapet pahala, saling tatap dengan pasangannya berpahala, saling membelainya juga dapet pahala. Pacaran macam apa yang Islam ajarkan hingga bisa berpahala? Yaitu pacaran yang sudah diikat dengan pernikahan.
Lalu, bagaimana cara berpacaran bagi yang belum menikah? Jawabannya adalah tidak ada, yang bisa dilakukan adalah bersabar untuk tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu itu hanya membawa pada kehancuran. Engga cukupkah contoh yang banyak di sekitar kita tentang perilaku pemuda-pemudi yang berpacaran. Engga sedikit yang stress, mengorbankan banyak materi, moralnya rusak, jangankan yang jadi gila, yang bunuh diri aja ada banyak.
Daripada memikirkan hal yang tak ada manfaatnya itu lebih baik mempelajari Islam dengan baik. Dimulai dari merubah lingkup pergaulan. Islam mengajarkan kita untuk bergabung dengan komunitas orang-orang yang baik. Setidaknya berusaha untuk berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang baik akhlak dan pikirannya akan membantu kita dalam memperbaiki diri. Seperti halnya kalo kita sering main sama penjual minyak wangi, pasti kita bakal kena wanginya. Sama juga kalo kita sering bergaul sama penjual arang, bau apeknya juga bakal menempel di pakaian kita. Kurang lebih ibaratnya seperti itu ketika kita bergaul dengan banyak orang. Dan bukan berarti kita disuruh untuk pilah-pilih temen, kita dianjurkan untuk tetap bergabung dengan komunitas yang seenggaknya dari komunitas itu bisa memberikan kebaikan untuk diri kita.
Tapi, bukannya ada pacaran yang positif ya? Hanya berkomunikasi lewat sms, bahkan saling mengingatkan dalam kebaikan seperti mengingatkan tentang waktu shalat dan ibadah lainnya. Kalo kaya gitu gimana, boleh ngga?
Bukannya kita tau bahwa ada pepatah jawa yang mengatakan “Witing trisno jalaran soko kulino”? Yang artinya bahwa cinta itu tumbuh dari ada interaksi yang intensif. Okelah, anggap aja pacaran dengan model yang positif tadi itu baik, tapi yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah bahwa setan itu berusaha menjatuhkan manusia melalui cara-cara yang kreatif, termasuk membungkus keburukan dalam bungkus kebaikan. Seolah-olah baik, namun ujung-ujungnya akan sama.
Siapa yang berani jamin kalo dari hubungan yang awalnya hanya sekedar sms, hanya sekedar mengingatkan, hanya sekedar memberi kabaikan itu akan berujung pada hal-hal yang dilarang? Dari itulah Allah melarang hambaNya untuk tidak mendekati zina. Lho, masa saling menasihati dibilang mendekati zina? Memangnya saling menasihati hanya bisa dilakukan kepada lawan jenis? Sepertinya masih banyak teman sesama jenis yang lebih butuh bimbingan serta nasihat kita.
Intinya sih, bagaimanapun jenis pacarannya kalo belum diikat dengan pernikahan maka akan sama halnya mendekati zina. Dan kita juga tau bahwa zina termasuk dalam daftar dosa-dosa besar. Na’udzubillah deh.
Tetap berdoa untuk dijauhkan oleh Allah dari hal yang dilarang Islam.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)“. (Q.S. Ali Imran: 14).
Mungkin itu tanggapannya, semoga membantu dan bermanfaat.

Cara Mendapatkan Jodoh Berdasarkan Koridor Agama Islam

ADA SEBUAH PERTANYAAN DARI SEORANG WANITA MUSLIMAH DAN APA JAWABAN DARI PERTANYAAN.

1.bagaimana mengatasi kegalauan hidup yg ingin mendapatkan pendamping hidup

2. segala usaha sdh saya lakukan tapi belum jg ada hasilnya

3. apakah seorang wanita jika ingin mendapatkan pendamping hidup hrs selalu berusaha, usaha apa yg harus saya lakukan

4 tetapi saya selalu berdoa kepada allah dalam setiap sholat. tapi kadang saya merasa putus asa.bagaimana menghilangkan rasa putus asa tersebut.

 JAWABAN

 Ananda  yang dicintai Allah SWT, yakinlah bahwa jodoh kita sudah ditakdirkan Allah SWT. Ia tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya sudah tiba. Tugas Anda hanyalah berusaha dan berdoa agar jodoh Anda segera datang (seperti yang Anda inginkan). Jangan pernah berputus asa dan harus bersabar dalam mencari jodoh yang telah ditetapkan Allah SWT.
Allah SWT mempunyai tiga pilihan dalam menjodohkan manusia satu sama lain. Pilihan pertama adalah cepat mendapatkan jodoh. Pilihan kedua, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Pilihan ketiga adalah menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak (di dunia kita tidak mendapatkan jodoh). Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Allah SWT berfirman : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. 2 : 216).
Lalu upaya apa yang perlu dilakukan agar kita segera mendapatkan jodoh? Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1. Memperbaiki diri.
Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih, maka kita harus menjadi orang yang sholihah juga. Itulah maksud Allah dalam firman-Nya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).
Memperbaiki diri disini pengertiannya ada dua, lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah kita perlu menjadi orang yang bersih, rapi dan menjaga bau badan. Tidak perlu berdandan yang berlebihan (tidak Islami), tapi perlu kelihatan sebagai orang yang menarik. Sebagian orang yang ingin menikah sangat berharap mendapatkan jodoh yang sholih, tapi ia sendiri orang yang salah (tidak sholih). Ini ibarat pungguk merindukan bulan.

2. Tidak putus asa berdoa.
Jangan pernah berputus asa untuk berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah doa yang terdapat dalam surah Al Furqon ayat 74 : “Ya Rob kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Agar doa lebih terkabul, perhatikan juga adab-adab berdoa dalam Islam. Jadi jangan berdoa menurut versi kita sendiri. Berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul.

3. Ibadah sunnah diperbanyak.
Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita juga perlu mendekati Allah dengan ekstra dekat. Caranya tidak hanya mengandalkan ibadah wajib, tapi juga dengan menambah ibadah-ibadah sunnah (nawafil), seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, shaum, tilawah Al Qur’an, infaq, dan lain-lain. Lakukan ibadah sunnah ini secara rutin setiap hari agar iman kita bertambah dan do’a kita semakin dikabulkan Allah SWT.

4. Memiliki kriteria yang tidak muluk.
Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin disebabkan karena kriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang mapan, ganteng/cantik, berpangkat, keturunan baik-baik dan beriman. Keinginan semacam itu sah-sah saja, tapi jika hal tersebut dijadikan syarat untuk jodoh kita maka kita telah mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh semuanya, maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin saja jodoh kita orang yang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi kita perlu menerimanya asalkan memiliki agama/akhlaq yang baik. Jangan kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.

5. Memperluas pergaulan.
Cara yang lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah memperluas pergaulan. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Seringkali jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. Bahkan dari kenalan dari kenalan teman kita. Itulah gunanya pergaulan yang luas. Ibarat seorang nelayan yang menebarkan jaringan yang luas untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak.

6. Meminta tolong orang lain.
Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada orang lain yang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi permintaan kita secara rutin agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta bantuan kepadanya.

7. Menyatakan hasrat secara langsung.
Bisa juga seorang wanita mendapatkan jodoh dengan cara menyatakan langsung kepada lelaki yang kita taksir bahwa kita siap menikah dengannya. Ini adalah cara yang masih asing dalam budaya Indonesia. Namun cara ini sebenarnya Islami, karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad saw. Khadijah ra yang lebih dahulu menyetkan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya. Menurut saya, cara ini perlu dimasyarakatkan di Indonesia, sehingga tidak ada lagi wanita yang malu-malu kucing, padahal hatinya sudah ingin sekali dilamar oleh lelaki yang diharapkannya.
Demikian jawaban saya. Semoga Ananda Khadijah segera mendapatkan jodoh yang sholih.
Salam Berkah!

Minggu, 08 Desember 2013

MUSLIMAH JOMBLO ANTI GALAU....

MUSLIMAH JOMBLO ANTI GALAU

Dalam hidup dan kehidupan, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Tak terkecuali kita, manusia. Hikmah memasangkan manusia dalam ikatan pernikahan diantaranya adalah untuk memberi sakinah (ketenangan dan kebahagiaan), dan kasih sayang, serta kecintaan yang merupakan kebutuhan dasar manusia.

Sakinah hanya akan tercipta saat manusia berpasangan dalam ikatan pernikahan. Hal itu terjadi karena pernikahan merupakan perjanjian yang kuat atas nama Allah SWT. Orang yang terlibat dalam ikatan dan perjanjian ini tak hanya bertanggung jawab pada pasangannya, melainkan juga bertanggung jawab kepada Allah. Tanggung jawab inilah yang membuat ikatan pernikahan memiliki keistimewaan yang tidak dapat disamakan dengan ibadah lainnya.

Meski demikian, untuk mendapatkan pasangan yang tepat tidak selamanya mudah. Hal ini berkaitan dengan masalah jodoh. Sementara, jodoh itu sendiri merupakan hal yang ghaib.

Terkadang pada sebagian orang, jodoh mudah sekali datangnya. Sedangkan bagi sebagian yang lain, kedatangan jodoh terasa sulit. Bahkan, ada yang sampai memasuki usia senja sekalipun, seseorang belum menemukan pasangan hidupnya.

Hal tersebut terkadang menimbulkan keresahan bagi yang mengalami, terutama kaum muslimah. Masih menyandang status jomblo di usia yang sudah –bahkan kelewat—matang, mendatangkan kegalauan yang sulit ditepis.

Jangan Percaya Takhayul  Yang Menyesatkan

Tak dapat dipungkiri, jomblo’nya kita di usia yang telah matang terkadang memancing simpati, empati, dan basa-basi dari lingkungan sekitar. Parahnya, simpati itu lebih sering ditunjukkan dengan cara yang salah. Terutama dari orang yang merasa lebih berpengalaman atau usianya lebih dari kita terkadang memberi saran atau nasehat yang sesat dan menyesatkan.

Ungkapan, “Jangan duduk di depan pintu, nanti susah jodoh.”,  atau, “Ambil gih melati dari untaian yang dipakai mempelai perempuan, tapi jangan sampai pengantinnya tahu.” Sering sekali kita dengar dari orang-orang dengan maksud memberi nasehat pada kita agar ‘mudah jodoh’. Padahal kalau mau berfikir, banyak hal yang aneh dan tidak nyambung dari ungkapan tersebut dengan hal-hal yang berkaitan dengan jodoh.

Misalnya, jangan duduk di depan pintu, nanti jodohnya susah. Padahal yang benar, pintu adalah akses keluar masuk, jadi tidak dianjurkan untuk berdiri atau berada di pintu, karena akan menghalangi. Apalagi sampai duduk, tidak sopan itu namanya.

Lalu bagaimana dengan ungkapan mengambil melati dari untaian pengantin wanita tanpa diketahui si empunya? Wah, itu sama saja dengan mencuri. Apa iya ingin mendapat jodoh yang sholeh tapi harus mencuri terlebih dahulu?!

Belum lagi ‘anjuran’ yang tak kalah populer dan masih banyak digunakan dengan tidak boleh menikah melangkahi kakak, terutama perempuan. Hal tersebut pantang dilakukan, karena katanya hal itu menyebabkan sang kakak jadi susah jodoh. Jelas saja hal ini hanyalah mitos semata. Jika ada lelaki sholeh yang datang pada kita lalu kita tolak dengan alasan tidak mau melangkahi kakak yang belum menikah, tentu hal ini bertentangan dengan anjuran Rasulullah saw, “Apabila datang kepadamu seorang laki-laki yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaqnya, hendaklah kamu terima, karena kalau kamu tidak menerima, niscaya akan menjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (HR.Tirmidzi dan Ahmad)

Penting waspada, sobat muslimah. Hal-hal tersebut di atas –dan masih banyak anjuran sejenis—dapat menjerumuskan kita pada tindakan syirik jika kita turuti dan lakukan.  Sebagai muslimah, tentu kita harus meyakini hanya Allah satu-satunya penolong dan Yang Maha Menetapkan segala sesuatu. Bukan yang lain! Apalagi sampai percaya mitos dan takhayul. Na’udzubillah.

Mari Jemput  Jodoh dari Tangan Allah

Sobat muslimah tentu pernah mendengar ungkapan, “Jodoh itu di tangan Allah. Kalau tidak diambil, ya tetap di tangan Allah terus.”. Tentu saja, kalimat tersebut hanya guyonan belaka. Tapi, jika kita mau sedikit merenung, kalimat tersebut ada benarnya juga.  Bahwa jangan karena jodoh itu di tangan Allah, kemudian kita sebagai hamba hanya berdiam diri tanpa berusaha ‘mengambil’ atau menjalani beragam ikhtiar yang disyariatkan.

Setelah kita berhasil melepaskan diri dari jeratan mitos dan takhayul seperti yang telah disebutkan di atas, tentu kita harus menjalani masa penantian dengan ikhtiar menjemput jodoh yang tidak bertentangan dengan hukum  Islam. Apa saja?

Yang pertama adalah niat untuk tidak menunda pernikahan dengan beragam alasan. Karena Islam adalah agama yang memerintahkan setiap umatnya untuk menikah atau menjalani hidup berumah tangga.

Islam melarang keras seseorang yang enggan menjalani hidup berumah tangga. Bahkan Rasulullah saw dengan tegas mengatakan, bahwa orang yang menunda-nunda pernikahan padahal ia telah mampu, maka ia dapat digolongkan sebagai teman setan karena tidak merasa bersalah menyimpang dari fitrah. Juga termasuk golongan pendeta Nasrani yang merasa dirinya lebih suci dengan tidak menikah. Atau termasuk orang durhaka karena mendustai tuntutan biologis yang telah diatur oleh Allah. Juga termasuk orang yang hina kematiannya karena memutuskan tali keturunan yang dapat dijadikan penolong dirinya di hadapan Allah. Dan termasuk orang tercela karena tidak mau menjalankan tanggung jawab berpasangan. Na’udzubillahi min dzalik. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan di atas karena menunda-nunda pernikahan dengan alasan yang tidak berdasar.

Ikhtiar selanjutnya dalam menjemput datangnya jodoh adalah kita jangan segan-segan untuk menggali pengetahuan tentang pasangan yang ideal.

Pernikahan dalam Islam bertujuan membuat seseorang merasa sakinah terhadap pasangannya. Sementara, kata “sakinah” dalam bahasa Arab memiliki arti rukun, akrab, intim, jinak, berkumpul, bersatu, bersahabat, percaya, senang, dan ridha. Sakinah dapat diistilahkan sebagai keadaan rumah tangga yang bahagia dan tenteram.

Agar dapat memenuhi tujuan pernikahan yang sakinah tentu kita harus memperoleh gambaran yang jelas tentang calon suami yang baik untuk dijadikan pasangan. Yang terpenting, gambaran ini haruslah sesuai dengan tuntunan agama yang telah digariskan oleh Allah.

Setelah kita menggali informasi mengenai pasangan yang ideal, kita pun harus aktif berusaha. Tapi perlu diingat, berusaha di sini tetaplah harus dalam koridor syar’I. Jangan dengan alasan berusaha mencari jodoh lalu kita menggadaikan izzah kita sebagai muslimah. Misalnya dengan memajang foto narsis kita di facebook dengan tujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Atau SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) dengan lawan jenis yang kita mempunyai kecenderungan hati terhadapnya. Bukan! Bukan dengan jalan yang demikian.

Aktif berusaha yang dimaksud adalah, kita dapat mencari informasi  tentang seseorang kepada orang yang shalihah dan terpercaya. Mengenai siapa yang sama-sama sedang dalam masa penantian jodoh, misalnya.

Jika hal itu sudah dilalui, kita pun jangan terburu-buru. Sangat penting kiranya kita meneliti calon pasangan. Tindakan ini bertujuan meyakinkan apakah calon pasangan sesuai dengan harapan atau tidak. Hal ini pun pantang dijalankan sendiri. Melainkan harus dengan cara mengirim utusan serta mendengarkan opini atau informasi dari pihak ke tiga. Karena jika ikhtiar yang demikian dijalankan sendiri, dikhawatirkan kita akan terjerumus dalam hal-hal yang dilarang oleh agama yang menyebabkan tercerabutnya barakah pernikahan.

Yang tak kalah penting dalam usaha menjemput jodoh yang selanjutnya adalah kita harus memperbaiki diri. Sebab, usaha terbaik untuk mendapatkan jodoh yang baik adalah dengan senantiasa memperbaiki diri. Mustahil kiranya jika kita berharap jodoh sekualitas sahabat, Ali ra. jika diri kita tak memiliki kualitas setara Fathimah ra. Sebagaimana kita juga serasa bermimpi di siang hari berharap mendapat jodoh yang sholeh dan teguh di jalan dakwah, jika kita bukan wanita shalihah yang juga aktif dan ikhlas berdakwah.

Ya, jodoh kita adalah bagaimana kita. Maka, teruslah memperbaiki diri sampai batas di mana kita ingin pasangan kita berkualitas sebagaimana yang kita harapkan.

Jangan Galau, Sebab Kita Muslimah

Bagaimana jika niat ingin menikah sudah kuat dan segala ikhtiar telah dijalani namun belum dimampukan (dipertemukan dengan pasangan) oleh Allah?

Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang belum mampu menikah hendaknya menjaga kesucian diri mereka sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (Q.S.An Nuur: 33)

Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan orang yang belum mampu menikah untuk bersabar sampai Allah memampukannya dengan karunia yang besar. Dan jika dorongan untuk menikah sudah bergejolak, kita diperintahkan untuk menjaga diri agar gejolak tersebut tidak membawa kita untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

Maka dari itu, sobat muslimah, menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat, mutlak dilakukan agar hidup kita makin berkualitas dan hari-hari kita tidak dipenuhi kegalauan sebab kita masih menjomblo. Bergabunglah dengan komunitas muslimah shalihah yang aktif dalam kegiatan-kegiatan ke-Islaman.

Banyak-banyaklah bergaul dengan para muslimah yang hari-harinya selalu penuh dengan energi positif, percaya diri, dan pikiran positif, yang semua itu tentunya dapat ‘menular’ pada diri kita. Disamping dapat mengusir rasa galau, membuka diri dengan aktifitas dan orang-orang yang shalihah dapat menjadi sarana belajar bagi kita hingga menjadi muslimah luar biasa. Ingat, usaha terbaik untuk mendapatkan jodoh yang baik adalah dengan senantiasa memperbaiki diri!

Tawakal yang Menguatkan Kita

Sobat muslimah, sesungguhnya hanya Allah saja yang tahu kapan dan bagaimana kita bertemu dengan jodoh kita. Semua hal tentang nasib kita –termasuk jodoh—ditetapkan oleh Allah dengan kuasa-Nya jauh sebelum kita dilahirkan.

Hanya Allah yang tahu segala sesuatu yang bersifat ghaib. Jangankan manusia biasa, para malaikat dan para Nabi saja tidak diberi pengetahuan oleh Allah tentang hal yang ghaib.
Tidak akan habis pembicaraan soal jodoh bagi seorang muslimah, karena bicara tentang jodoh berarti bicara tentang nasib. Dan itu artinya bicara tentang kemahakuasaan Allah yang ilmu-Nya tanpa batas. Berbicara tentang jodoh berarti memikirkan apa yang disebut sebagai taqdir Allah atau Qada’ dan Qadar.

Sementara, langit, bumi, seluruh alam semesta beserta isinya sudah ‘ditulis’ oleh Allah 50 ribu tahun sebelum semua itu kemudian dijadikan atau diciptakan oleh Allah.

“Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering.” (HR.Tirmidzi)

Jadi, sudah selesai’kah urusan taqdir Allah tentang jodoh kita? Ya, ‘tinta’ yang digunakan untuk menulis semua yang ditaqdirkan Allah itu kini sudah kering, diikuti dengan dimulainya pelaksanaan taqdir Allah itu.

Oleh sebab itu, bertawakal’lah! Karena itu yang akan menjadikan kita makin kuat menjalani hari dalam penantian akan datangnya jodoh. Dan jangan lupa, usaha terbaik untuk menemukan jodoh yang baik adalah senantiasa memperbaiki diri dan memohon kepada Allah, Rabb yang menggenggam taqdir-taqdir kita.
Jadi, jangan galau, sebab kita muslimah!

APA HUKUM CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM?

Hukum Jatuh Cinta Dalam Pandangan Islam Dan Bagaimana Mengelola Rasa Cinta

Masalah perasaan cinta sebuah tema yang belum pernah saya tulis sebelumnya. Karena saya berpikir masalah ini tidak terlalu urgen untuk dijadikan sebuah tulisan, dan saya tidak mau disibukkan dengan masalah seperti ini.
Namun seiring waktu, saya merasakan masalah ini sesuatu yang penting untuk ditulis. Hampir setiap saya mengisi mentoring/liqo pekanan (terutama untuk kader pemula), masalah ini hampir tidak pernah absen menjadi bahasan yang didiskusikan/ditanyakan. Begitu juga saat mengisi materi dalam beberapa agenda, masalah ini cukup sering menjadi bahan pertanyaan peserta. Dan saya juga sangat sering menerima SMS dan pesan facebook dari ikhwah dan sahabat lainnya yang bertanya tentang masalah yang ini.
Saya sebenarnya merasa belum pantas untuk menulis masalah ini, karena masalah ini seharusnya ditulis oleh orang yang yang memang mampu menjaga dan menata hatinya dengan baik terkait masalah ini. Dan saya bukanlah orang yang mampu menjaga dan menata hati dengan baik, masih ada perasaan yang seharusnya tidak boleh ada yang masih menghinggapi hati ini. Tulisan ini hanya bentuk usaha untuk saling berbagi dan saling mengingatkan diantara sesama muslim, terlebih mengingatkan diri saya sendiri.
Saya sering mengartikan “jatuh cinta” ini dengan kata “kecendrungan”, jatuh cinta adalah kecendrungan terhadap sesuatu melebihi dari yang  lainnya. Jika seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang perempuan, artinya ia mempunyai kecendrungan kepada perempuan tersebuan tersebut melebihi perempuan lainnya.
Lalu Bagaimana Islam Memandang Masalah Kecendrungan Ini?
Kecendrungan terhadap lawan jenis merupakan fitrah setiap manusia, islam adalah agama yang tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia, maka islam tidak pernah melarang dan menganggap sebuah dosa rasa kecendrungan/rasa jatuh cinta kepada lawan jenis. Maka hukum asal dari jatuh cinta adalah boleh/mubah, namun selanjutnya ia menjadi boleh atau dilarang (berdosa) tergantung dengan penyikapan atau bagaimana mengelola rasa itu setelah rasa itu muncul.
Al-Quran menerangkan bahwa rasa kecendrungan/jatuh cinta merupakan fitrah dasar manusia.
“dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, .... (QS. Ali Imran: 14).
Fitrah manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dilarang, juga tidak bisa dihalang-halangi datangnya, karena ia merupakan rasa yang timbul secara alami pada diri manusia. Fitrah manusia merupaka sesuatu yang diciptakan Allah sedari awal penciptaan manusia, ini disebut dengan sunnatullah. Melarang munculnya sunnatullah merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Maka, tidak ada dosa bagi seseorang mempunyai kecendrungan terhadap lawan jenisnya, suka dan cinta yang tumbuh dalam dirinya secara natural.
Yang menjadi masalah/dosa bukan rasa kecendrungan itu, tapi penyikapan atau pengelolaan rasa kecendrungan tersebut. Ia akan menjadi salah jika dikelola dengan salah, dan ia akan menjadi benar ketika dikelola dengan benar, bahkan ia mendatangkan pahala jika dikelola sesuai dengan syariat. Maka yang terpenting bukan masalah jatuh cintanya, tapi bagaimana mengelola rasa jatuh cinta tersebut saat ia muncul.
Jika tiba-tiba muncul rasa kagum pada seorang lawan jenis, kemudian sedikit demikit sedikit secara tidak sadar muncul perasaan suka, maka kelolalah ia dengan benar. Jika rasa itu muncul, kemudia rasa itu terus kita turuti sehingga perasaan itu kita ungkapkan kepada orang kita cendrungi, selanjutnya terkalinlah Hubungan Tanpa Status (HTS)/Pacaran, maka ini adalah pengelolaan yang salah.
Secara umum, ada dua macam bagaimana mengelola kencendrungan dengan benar sehingga tidak terjatuh pada hal-hal yang dilarang syariat:
1.      Saat rasa suka itu muncul, dan pada saat itu kita sudah siap untuk menikah, maka silahkan ungkapkan rasa itu dengan wanita/pria yang kita sukai, silahkan lansung lamar dia dengan cara dan proses yang syar’i.
Ini adalah pengelolaan rasa cinta yang terbaik, yang paling dianjurkan. Bukan dosa yang didapat, tapi insya Allah mendatangkan kebaikan/pahala dari Allah Swt.
2.      Saat rasa itu muncul, namun kita pada kondisi belum siap untuk menikah, maka jangan sekali-kali memperturuti perasaan ini, apalagi sampai melanggar aturan syar’i. Berjuanglah melawan rasa ini dengan maksimal. Mungkin langkah-langkah ini cukup membantu dalam mengelola perasaan ini:
  • Kurangi interaksi dengan si dia, karena biasanya rasa itu muncul seiring dengan seringnya interaksi.
  • Kurangi komunikasi melalui sosial media, atau anda bisa membatasi diri untuk berselancar di dunia sosial media. Sosial media ini cukup berbahaya dan cukup banyak memakan korban. Sosial media punya pengaruh yang cukup besar melahirkan rasa ini.
  • Kurangi kontak SMS atau  telponan, bahkan jika bisa stop sama sekali.
  • Jika memungkinkan, stop interaksi dengan dia secara total sampai rasa itu hilang, hapus Nomor Hp nya dan putus hubungan di sosial media. Insya Allah ini sangat membantu melupakan dia.
  • Kurangi menyebut dia, baik dalam tulisan buku harian atau ngobrol dengan teman. Juga hindari bergurau tentang dia dengan teman
  • Sibukkanlah diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
  • Tentukan kriteria calon istri/suami yang lebih tinggi dari sosok yang kita sukai/cintai, sehingga rasa suka kita berkurang karena dia belum sesuai dengan kriteria calon istri/suami yang kita inginkan.
  • Yakinlah jodoh sudah disiapkan Allah, dan berdoalah supaya diberikan yang lebih baik.
  • Berdoalah supaya rasa itu dihilangkan Allah dari hati kita, berdoalah supaya Allah memberi jalan yang trbaik.
Walaupun rasa rasa jatuh cinta bukan sesuatu yang dilarang, tapi kita harus tetap berhati-hati dengan rasa ini, karena banyak orang yang terjatuh kelembah maksiat disebabkan oleh rasa ini, karena gagal mengelolanya dengan benar.
Walaupun rasa ini bukan sesuatu yang haram (awal dan asalnya), tapi perasaan ini tetap tidak boleh terlalu lama bersemayam di hati kita tanpa ikatan yang sah dan halal. Rasa ini harus diatasi secepat mungkin.
Saat rasa itu datang, itu bukan suatu kesalahan.
Tapi  membiarkan di hati berlarut-larut, apalagi sampai memperturutinya, maka ini kesalahan besar.

Kecendrunan ini adalah sesuatu yang dibolehkan, tapi harus diwaspadai.Hukum Jatuh Cinta Dalam Pandangan Islam Dan Bagaimana Mengelola Rasa Cita
Masalah perasaan cinta sebuah tema yang belum pernah saya tulis sebelumnya. Karena saya berpikir masalah ini tidak terlalu urgen untuk dijadikan sebuah tulisan, dan saya tidak mau disibukkan dengan masalah seperti ini.
Namun seiring waktu, saya merasakan masalah ini sesuatu yang penting untuk ditulis. Hampir setiap saya mengisi mentoring/liqo pekanan (terutama untuk kader pemula), masalah ini hampir tidak pernah absen menjadi bahasan yang didiskusikan/ditanyakan. Begitu juga saat mengisi materi dalam beberapa agenda, masalah ini cukup sering menjadi bahan pertanyaan peserta. Dan saya juga sangat sering menerima SMS dan pesan facebook dari ikhwah dan sahabat lainnya yang bertanya tentang masalah yang ini.
Saya sebenarnya merasa belum pantas untuk menulis masalah ini, karena masalah ini seharusnya ditulis oleh orang yang yang memang mampu menjaga dan menata hatinya dengan baik terkait masalah ini. Dan saya bukanlah orang yang mampu menjaga dan menata hati dengan baik, masih ada perasaan yang seharusnya tidak boleh ada yang masih menghinggapi hati ini. Tulisan ini hanya bentuk usaha untuk saling berbagi dan saling mengingatkan diantara sesama muslim, terlebih mengingatkan diri saya sendiri.
Saya sering mengartikan “jatuh cinta” ini dengan kata “kecendrungan”, jatuh cinta adalah kecendrungan terhadap sesuatu melebihi dari yang  lainnya. Jika seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang perempuan, artinya ia mempunyai kecendrungan kepada perempuan tersebuan tersebut melebihi perempuan lainnya.
Lalu Bagaimana Islam Memandang Masalah Kecendrungan Ini?
Kecendrungan terhadap lawan jenis merupakan fitrah setiap manusia, islam adalah agama yang tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia, maka islam tidak pernah melarang dan menganggap sebuah dosa rasa kecendrungan/rasa jatuh cinta kepada lawan jenis. Maka hukum asal dari jatuh cinta adalah boleh/mubah, namun selanjutnya ia menjadi boleh atau dilarang (berdosa) tergantung dengan penyikapan atau bagaimana mengelola rasa itu setelah rasa itu muncul.
Al-Quran menerangkan bahwa rasa kecendrungan/jatuh cinta merupakan fitrah dasar manusia.
“dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, .... (QS. Ali Imran: 14).
Fitrah manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dilarang, juga tidak bisa dihalang-halangi datangnya, karena ia merupakan rasa yang timbul secara alami pada diri manusia. Fitrah manusia merupaka sesuatu yang diciptakan Allah sedari awal penciptaan manusia, ini disebut dengan sunnatullah. Melarang munculnya sunnatullah merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Maka, tidak ada dosa bagi seseorang mempunyai kecendrungan terhadap lawan jenisnya, suka dan cinta yang tumbuh dalam dirinya secara natural.
Yang menjadi masalah/dosa bukan rasa kecendrungan itu, tapi penyikapan atau pengelolaan rasa kecendrungan tersebut. Ia akan menjadi salah jika dikelola dengan salah, dan ia akan menjadi benar ketika dikelola dengan benar, bahkan ia mendatangkan pahala jika dikelola sesuai dengan syariat. Maka yang terpenting bukan masalah jatuh cintanya, tapi bagaimana mengelola rasa jatuh cinta tersebut saat ia muncul.
Jika tiba-tiba muncul rasa kagum pada seorang lawan jenis, kemudian sedikit demikit sedikit secara tidak sadar muncul perasaan suka, maka kelolalah ia dengan benar. Jika rasa itu muncul, kemudia rasa itu terus kita turuti sehingga perasaan itu kita ungkapkan kepada orang kita cendrungi, selanjutnya terkalinlah Hubungan Tanpa Status (HTS)/Pacaran, maka ini adalah pengelolaan yang salah.
Secara umum, ada dua macam bagaimana mengelola kencendrungan dengan benar sehingga tidak terjatuh pada hal-hal yang dilarang syariat:
1.      Saat rasa suka itu muncul, dan pada saat itu kita sudah siap untuk menikah, maka silahkan ungkapkan rasa itu dengan wanita/pria yang kita sukai, silahkan lansung lamar dia dengan cara dan proses yang syar’i.
Ini adalah pengelolaan rasa cinta yang terbaik, yang paling dianjurkan. Bukan dosa yang didapat, tapi insya Allah mendatangkan kebaikan/pahala dari Allah Swt.
2.      Saat rasa itu muncul, namun kita pada kondisi belum siap untuk menikah, maka jangan sekali-kali memperturuti perasaan ini, apalagi sampai melanggar aturan syar’i. Berjuanglah melawan rasa ini dengan maksimal. Mungkin langkah-langkah ini cukup membantu dalam mengelola perasaan ini:
  • Kurangi interaksi dengan si dia, karena biasanya rasa itu muncul seiring dengan seringnya interaksi.
  • Kurangi komunikasi melalui sosial media, atau anda bisa membatasi diri untuk berselancar di dunia sosial media. Sosial media ini cukup berbahaya dan cukup banyak memakan korban. Sosial media punya pengaruh yang cukup besar melahirkan rasa ini.
  • Kurangi kontak SMS atau  telponan, bahkan jika bisa stop sama sekali.
  • Jika memungkinkan, stop interaksi dengan dia secara total sampai rasa itu hilang, hapus Nomor Hp nya dan putus hubungan di sosial media. Insya Allah ini sangat membantu melupakan dia.
  • Kurangi menyebut dia, baik dalam tulisan buku harian atau ngobrol dengan teman. Juga hindari bergurau tentang dia dengan teman
  • Sibukkanlah diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
  • Tentukan kriteria calon istri/suami yang lebih tinggi dari sosok yang kita sukai/cintai, sehingga rasa suka kita berkurang karena dia belum sesuai dengan kriteria calon istri/suami yang kita inginkan.
  • Yakinlah jodoh sudah disiapkan Allah, dan berdoalah supaya diberikan yang lebih baik.
  • Berdoalah supaya rasa itu dihilangkan Allah dari hati kita, berdoalah supaya Allah memberi jalan yang trbaik.
Walaupun rasa rasa jatuh cinta bukan sesuatu yang dilarang, tapi kita harus tetap berhati-hati dengan rasa ini, karena banyak orang yang terjatuh kelembah maksiat disebabkan oleh rasa ini, karena gagal mengelolanya dengan benar.
Walaupun rasa ini bukan sesuatu yang haram (awal dan asalnya), tapi perasaan ini tetap tidak boleh terlalu lama bersemayam di hati kita tanpa ikatan yang sah dan halal. Rasa ini harus diatasi secepat mungkin.
Saat rasa itu datang, itu bukan suatu kesalahan.
Tapi  membiarkan di hati berlarut-larut, apalagi sampai memperturutinya, maka ini kesalahan besar.
Kecendrunan ini adalah sesuatu yang dibolehkan, tapi harus diwaspadai.

BERJILBAB

Berjilbab 
 

Pengertian Kewajiban Berjilbab
Dalam kehidupan umum, yaitu pada saat seorang wanita keluar rumah atau pun wanita di dalam rumah bersama pria yang bukan muhrimnya maka syara' telah mewajibkan kepada wanita untuk berjilbab. Pakaian jilbab yang diwajibkan tersebut adalah memakai khimar/kerudung, jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam. Jika bertemu dengan pria yang bukan mahromnya/keluar rumah tanpa menggunakan jilbab tersebut meskipun sudah menutup aurat maka ia dianggap telah berdosa karena telah melanggar dari syara'. Jadi pada saat itu wanita Muslimah harus mengenakan tiga jenis pakaian sekaligus yaitu khimar/kerudung, jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam.
Khimar (kerudung)
Perintah syara' untuk mengenakan khimar bagi wanita yang telah baligh pada kehidupan umum terdapat dalam QS An Nuur: 31. Kata juyuud dalam ayat tersebut merupakan bentuk jamak dari kata jaibaun yang berarti kerah baju kurung. Oleh sebab itu yang dimaksud ayat itu ''hendaklah wanita Mukminah menghamparkan penutup kepalanya di atas leher dan dadanya agar
leher dan dadanya tertutupi''.

Berkaitan dengan ini Imam Ali Ash Shabuni dalam Kitab Tafsir Ayatil Ahkam berkata: ''Firman Allah, hendaklah mereka mengulurkan kerudung mereka'' itu digunakan kata Adh dharbu adalah mubalaghah dan di muta'adikannya dengan harf bi adalah memiliki arti ''mempertemukan'', yaitu kerudung itu hendaknya terhampar sampai dada supaya leher dan dada tidak tampak (juz 2: 237).
Wanita jahiliyah berpakaian berlawanan dengan ajaran Islam. Mereka memakai kerudung tetapi dilipat ke belakang/punggung
dan bagian depannya menganga lebar sehingga bagian telinga dan dada mereka nampak (lihat Asy Syaukani dalam Faidlul Qodir dan Imam Al Qurtubi dalam Jaami'u lil Ahkam juz 12: 230). Di zaman jahiliyah apabila mereka hendak keluar rumah untuk mempertontonkan diri di suatu arena mereka memakai baju dan khimar (yang tidak sempurna) sehingga tiada bedanya antara wanita merdeka dengan hamba sahaya (Muhammad Jalaluddin Al Qasimi dalam Mahaasinut Ta'wil, juz 12:308).
Jilbab
Ada pun untuk mengenakan jilbab bagi wanita dalam kehidupan umum dapat kita perhatikan QS Al Ahzab: 59. Allah
SWT memberikan batasan mengenai pakaian wanita bagian bawah. Arti lafadz yudniina adalah mengulurkan atau memanjangkan sedangkan makna jilbab adalah malhafah, yaitu sesuatu yang dapat menutup aurat baik berupa kain atau yang lainnya. Dalam kamus Al Muhith disebutkan bahwa jilbab adalah pakaian lebar dan longgar untuk wanita serta dapat menutup pakaian sehari-hari (tsaub) ketika hendak keluar rumah. Ummu Atiya Ra: ''Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik para gadis yang sedang haid maupun yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid tidak mengikuti shalat dan mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum Muslimin. Maka Ummu Athiyah berkata: Ya Rasulullah, ada eseorang yang tidak memiliki jilbab maka Rasulullah SAW bersabda: ''Hendaklah saudaranya meminjamkan kepadanya''(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasa'i).

Adapun jilbab/pakaian luar yang disyaratkanadalah:
1. Menjulur ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (tidak berbentuk potongan atas dan bawah, baik rok atau celana (seluar) panjang) sebab firman Allah SWT: ''Dan hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'',
yaitu hendaklah diulurkan jilbabnya ke bawah sampai menutup kaki bagian bawah. Sebab diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ''Barang siapa mengulurkan pakaian karena sombong maka Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat.Ummu Salamah bertanya: 'Bagaimanakah wanita dengan ujung pakaian yang dibuatnya?' Rasulullah SAW menjawab: 'Hendaklah diulurkan sejengkal'. Ummu Salamah bertanya lagi: 'Kalau demikian telapak kakinya terbuka?' Maka jawab Nabi SAW: 'Jika demikian perpanjanglah sampai satu hasta dan jangan ditambah'.'' (HR Jamaah).Hadis ini menjelaskan bahwa jilbab diulurkan kebawah sampai menutup kedua kakinya. Meskipun kedua kakinya
tertutup dengan kaus kaki atau sepatu, maka hal itu tidak menggantikan fungsi mengulurkan jilbab yang dihamparkan sampai ke
bawah sehingga kakinya tidak tampak.

2. Bukanlah pakaian tipis sehingga warna kulit dan lekuk tubuhnya tampak. Dari Usamah bin Said Ra: ''Rasulullah SAW
pernah memberikan kain qibthi (sejenis kain tipis). Kain ini telah beliau terima sebagai hadiah dari Dahtah Al Kalabi tetapi
kemudian kain tersebut akan aku berikan kepada istriku, maka tegur Rasulullah kepadaku: ''Mengapa tidak mau pakai saja kain qibthi itu?'' Saya menjawab: ''Ya Rasulullah, kain itu telah saya berikan kepada istriku''. Maka sabda Rasulullah: ''Suruhlah dia mengenakan pula baju di bagian dalamnya (kain tipis itu) karena aku khawatir nampak lekuk-lekuk tubuhnya'' (HR Ahmad). Dan diriwayatkan pula dari Aisyah Ra (HR Abu Daud).

3. Bukanlah pakaian yang menyerupai laki-laki (seperti celana (seluar) panjang), tetapi bila sebagai tsaub/pakaian adalah boleh. Sebagai pakaian dalam, celana panjang tersebut panjangnya hendaklah lebih pendek daripada jilbab itu sendiri. ''Rasulullahmelaknat laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan melaknat wanita yang berpakaian seperti pakaian laki-laki.'' '(HR Abu Daud).

4. Tidak memakai wangi-wangian yang sampai menyebarkan bau yang dapat menarik perhatian laki-laki. Sabda Rasul
SAW: ''Siapa saja wanita yang memakai wewangian kemudian berjalan melewati suatu kaum dengan maksud agar mereka mencium harumnya, maka ia telah berzina.'' (HR Nasa'i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah).

Pakaian tsaub
Sedangkan kewajiban mengenakan pakaian tsaub (pakaian dalam, pakaian sehari-hari ketika di rumah yang tidak ada
laki-laki asingnya) dapat dipahami berdasarkan pengertian dalalatul isyarah bahwa setelah dilepaskannya jilbab/pakaian luar bukan berarti wanita tua tersebut tanpa busana sama sekali. (Imam Muhammad Abu Dzahrah dalam kitab Ushulul Fiqh: 164-147, Abdul Wahab Khallaf dalam kitab Ilmu Ushul Fiqh: 143-153, dan Syeikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab Asyakhshiyah Islamiyah juz 3: 178-179).

Model dan cara pemakaian jilbab
Adapun mengenai model dan cara pemakaian dan jilbab haruslah sederhana dan tidak mencolok baik dari segi warna maupun bentuknya sehingga menarik perhatian laki-laki.
Perhatikan Firman Allah SWT: ''Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah dahulu (QS 33: 33). Dan diriwayatkan dari Ummu Salamah Ra: Nabi SAW pernah menemui Ummu Salamah Ra yang pada waktu itu sedang
memperbaiki letak kerudungnya, maka sabda beliau SAW, ''Lipatlah sekali jangan dua kali'' (HR Abu Daud).

Jilbab, misalnya, dapat digunakan dengan memakai kancing, kain yang dilipat-lipat dan sebagainya, asalkan syarat jilbab tersebut di atas terpenuhi. Jadi tidak asal menutup aurat.
Dengan demikian jelaslah bahwa syara' telah menetapkan bentuk khimar dan jilbab secara nyata. Khimar/kerudung adalah kain yang terhampar dapat menutupi bagian kepala (termasuk telinga selain wajah) sampai menutupi dada dan tidak menampakkan warna kulit. Sedangkan jilbab adalah baju kurung atau jubah yang tidak terputus dari atas hingga bawah. Jika pakaian penutup aurat berupa baju potongan, yang terdiri dari beberapa potongan maka bukan termasuk dalam kategori jilbab. Jika wanita dalam kehidupan umum dengan tidak memakai jilbab dalam pengertian tersebut maka ia berdosa meskipun pakaiannya menutupi seluruh auratnya, sebab diwajibkan menggunakan pakaian luar yang diulurkan ke bawah sampai menutupi kedua kakinya.

Kesimpulan
Dengan demikian telah jelas bahwa syariat berjilbab adalah wajib bagi kaum Muslimah sejak zaman Nabi SAW sampai
sekarang. Jilbab dipahami sebagaimana adanya yaitu khimar, jilbab, dan tsaub.
Jadi jilbab tidak hanya diwajibkan untuk wanita Muslimah di Aceh, akan tetapi jilbab telah diwajibkan oleh syara' bagi
Muslimah Indonesia dan wanita Muslimah di seluruh dunia tanpa kecuali.

Sehingga pernyataan penulis (Sayed Mahdi) telah menyimpang dari kaidah-kaidah syara', yaitu:
1. Alquran tidak menyebut batas aurat. Bahkan para ulama --menurut penulis-- pun ketika membahasnya berbeda
pendapat. Memang dalam Alquran secara eksplisit tidak menyebutnya, akan tetapi secara nyata telah memerintahkan kita
agar mentaati apa-apa yang dibawa Rasulullah SAW (QS Al Hasyr:7).
Menurut Hadis riwayat Abu Daud: ''Wahai Asma, sesungguhnya wanita itu apabila telah menginjak dewasa (baligh/haid)
maka tidak boleh nampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjuk pada wajah dan telapak tangannya''. Dari Hadis ini para ulama salaf dahulu tidak berbeda pendapat bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sedangkan perbedaan pendapat hanya terletak bahwa apakah muka juga termasuk aurat atau bukan sehingga pemakaian cadar pun masih diperdebatkan.

2. Jilbab (terlepas dari bagaimana bentuknya). Pernyataan tersebut secara eksplisit mengandung pengertian bahwa syara'
tidak menyebutkan model jilbab secara jelas. Padahal dari ayat di tas dapat dipahami secara jelas bahwa syarat jilbab telah ditentukan oleh syara'.

3. Pemakaian kaidah ushul al hukmu yaduru ma'a illatihi wujudan wa 'adaman, dalam kasus jilbab ini bahwa jilbab sesuai dipakai dalam iklim kering dan panas ala gurun pasir Arabiyah dan sama sekali tidak kondusif di iklim tropis.
Pemakaian kaidah ini mengandung kesalahan sebab ia hanya digunakan ketika hukum-hukum syara' yang berkaitan
dengan perbuatan manusia dalam hubungannya antara sesama manusia. Sedangkan masalah jilbab adalah hukum-hukum
syara' yang berkaitan dengan pakaian. Dalam hal ini tidak boleh dicari-cari 'illatnya/memang bersifat tauqifi sebagaimana
adanya. Dengan kata lain tidak boleh dikaitkan secara mutlak(An Nabhani, Mafaahiim, hal 29-31).

4. Kaidah ushul yang menyatakan bahwa hukum dapat sebab berbedanya waktu. Kaidah ini salah karena dua hal, yaitu Pertama, pemunculan kaidah ini ada mulai zaman keruntuhan negara Khilafah Islamiyah pertengahan abad ke-18 Masehi.
Pada zaman ini berbagai pemikiran yang menyimpang dari syara' atas nama Islam telah banyak beredar di masyarakat. Jumlah
para ulama pun yang selamat dari pemikiran yang rusak sangat sedikit. Sedangkan penulis menukil pendapat ulama seperti Ibnu'Abdin yang hidup di abad 19 M yang kemungkinan beliau telah terpengaruh pemikiran yang telah menyimpang dari kaidah-kaidah syara'. Kedua, kaidah ushul ini amat berbahaya sebab hukum syara'dapat berubah-ubah terus. Padahal ayat jilbab tersebut adalah qath'i. Yang seharusnya tidak memerlukan penafsiran lagi tentang kewajibannya.

Oleh karena itu, saya sangat menyayangkan pemikiran penulis yang notabene adalah pemikir muda Islam yaitu Mahasiswa
PTIQ Jakarta. Bukankah Allah SWT telah berfirman:
''Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allahmemasukkannya ke dalam api neraka'' (QS An Nisaa': 14). Na'udzubillahi min dzalik!! Maka sadarlah wahai saudaraku. Semoga pemikiran yang Anda lontarkan adalah kesalahan yang tidak sengaja.
Wallahu a'lam.